Wednesday, March 28, 2012

Salah Siapa?

Haaiiiiiiiii semua, aku mau ngepost lagi hari ini tentang rencana pemerintah untuk menaikkan BBM, hahaaa
Ini cuman pendapat aku aja ya, tidak perlu dikasih respon yg berlebihan karena aku juga masih belum terlalu mengerti persoalaan negara kita ini, yg aku tulis disini hanya sekedar PENDAPAT aja yaaa :)
Kenaikan BBM tinggal menghitung hari, sepertinya rencana pemerintah ini tidak dapat diganggu gugat lagi, kayaknya udah gak bisa ditawar-tawar. Gara-gara rencana pemerintah inilah, banyak yg berdemo disejumlah daerah untuk menolak kenaikan BBM. Rata-rata dan hampir semuanya yg melakukan demonstrasi ini merusak fasilitas-fasilitas yg ada, padahal yg berdemo itu adalah orang-orang yg BERPENDIDIKAN seperti MAHASISWA, buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau PENDIDIKAN KARAKTER nilainya NOL BESAR???? :)
Seharusnya orang-orang yg berpendidikan dan terpelajar seperti MAHASISWA itu punya pemikiran yg baik dong, jangan kamseupay :D
Mengemukakan pendapat atau berdemo itu tidak salah, asalkan jangan merusak. Ayo dong berpikir kritis, jangan jadi MAHASISWA yg malu-maluin, jadilah MAHASISWA yg berjiwa MAHASISWA. Orang-orang berpendidikan tapi tidak mempunyai KARAKTER yg baik apa gunanya???? Coba deh pikirin, perbuatan merusak itu kan tidak bertanggung jawab, mana jati diri mereka sebagai mahasiswa dan orang-orang terpelajar? Jangan mudah emosi, tunjukkan dong bagaimana sikap mahasiswa yg seharusnya. Aku memang masih SLTA, Kami ini generasi muda bangsa Indonesia yg nanti akan memimpin negara ini, kalau yg kami lihat itu tidak ada yg baik bagaimana kami bisa menjadi generasi yg baik juga? Masa depan negeara ini ada ditangan kami, apa yg harus kami tiru dan mana CONTOH yg baik? Bagaimana kami bisa menjadikan negara ini MAJU kalau yg kami LIHAT tidak ada yg layak. banyak orang yg berpendidikan, tapi pendidikan karakternya buruk. Seharusnya seimbang, bagaimana negeara ini kedepannya? Pendidikan karakter tidak dianggap penting.
Jadi, ini semua salah siapa? salah pemerintah kah atau salah mahasiswa yg berdemonstrasi merusak? Atau salah negara ini yg rakyatnya tidak mempunyai pendidikan karakter yg baik? kalau sekarang ini saja negara kita udah diambang kehancuran, meski tidak terasa. Bagaimana bisa generasi selanjutnya memperbaiki yg sudah rusak, Kami perlu CONTOH yg baik. Tunjukkan pada kami bagaimana sikap yg terpelajar yg sesungguhnya. Kita tidak sadar kalau kita sendirilah yg membuat negera ini hampir hancur. Kesalahan yg tidak disadari, sesama warga negara Indonesia saja bisa saling menyakiti, antara aparat keamanan dan massa. Bagaimana kita bisa bersatu, mengatasi masalah cuman dengan merusak apakah itu ada gunanya? jangan sampai apa yg KAMI LIHAT sekarang ini KAMI TIRU. Salah siapa? Orang berpendidikan sikapnya seperti orang yg tidak sekolah bahkan mungkin lebih buruk. Negara yg semakin terpuruk ini apakah akan bertahan? Jangan hancurkan negara ini dengan keegoisan masing-masing. Masihkah anda ingat dengan semoboyan ini "BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH" dan yg satu ini "BHINEKA TUNGGAL IKA"

Saturday, March 24, 2012

Wanita Bahagia Bila Pria Tahu Perasaan Sakit Mereka



Washington, Psikologi Zone – Penelitian baru yang dipublikasikan oleh American Psychological Association (APA) dalam Journal of Family Psychology, mengatakan bahwa Pria harus mengetahui kapan pasangan wanita mereka marah ataupun senang.
Penelitian ini menemukan bahwa pria dan wanita yang memiliki empati pada pasangan akan menciptakan kepuasan dalam hubungan mereka. Mereka perlu untuk mengetahui kapan pasangan mereka merasa senang ataupun kesal.
“Bagi wanita, melihat bahwa pasangan pria mereka marah mencerminkan keterlibatan emosional dalam hubungan. Hal ini sesuai dengan banyak wanita yang sering mengalami ketidakpuasan, ketika pasangan pria mereka menjadi emosional saat menanggapi konflik.” Kata peneliti utama studi tersebut, Shiri Cohen, PhD, dari Harvard Medical School, dikutip dari rilis APA (5/3/12).
Peneliti yang berjudul “Eye of the Beholder: The Individual and Dyadic Contributions of Empathic Accuracy and Perceived Empathic Effort to Relationship Satisfaction” ini, dilakukan pada 156 pasangan heteroseksual. 102 pasnagan berasal dari wilayah Boston, sisanya dari Bryn Mawr.
Subjek penelitian memiliki karateristik yang beragam. Ini dilakukan untuk menemukan pasangan yang bervariasi dalam cara mereka menyelesaikan konflik dan mengendalikan emosi mereka. Secara keseluruhan, 71 persen pasangan berkulit putih, 56 persen menikah dan rata-rata telah menjlain hubungan selama setengah hingga tiga tahun.
Pada awalnya peneliti menganggap bahwa kepuasan pada hubungan secara langsung terkait dengan kemampuan pria untuk membaca emosi positif pasangan wanita mereka. Namun, wanita justru lebih puas dalam sebuah hubungan bila pasangan mereka lebih memahami saat wanita marah maupun kesal, dibanding ketika mereka senang.
Sebaliknya, pria yang melakukan empati pada emosi negatif seperti itu, justru membuat pria merasa tidak bahagia. Para peneliti berpendapat bahwa berempati pada emosi negatif menandakan ancaman keberlangsungan hubungan bagi pria, walaupun wanita menganggapnya berbeda.
Penemuan ini menunjukkan bahwa pasangan yang berusaha untuk empati pada perasaan pasangan mereka, semakin membuat mereka akan bahagia. Para peneliti berpendapat bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendorong pasangan lebih menghargai dan berkomunikasi satu sama lain dalam upaya berempati.

Blogging dapat Mengatasi Kecemasan Sosial Remaja



Blogging dapat Mengatasi Kecemasan Sosial Remaja, Psikologi Zone – Blogging atau biasa disebut dengan ‘ngeblog’, ternyata memiliki manfaat psikologis bagi remaja yang menderita kecemasan sosial, meningkatkan harga diri mereka dan membantu mereka berhubungan lebih baik dengan teman-teman mereka. Hal ini disampaikan dalam sebuah penelitian dalam jurnal yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA) dikutip dari Science Daily (4/1/12).
Menurut Meyran Boniel-Nissim, PhD ,penelitiannya telah menunjukkan bahwa menulis buku harian pribadi adalah cara yang bagus untuk melepaskan tekanan emosional. Bukan hanya itu, kebebasan ekspresi dan komunikasi juga bisa dilakukan dengan kegiatan blogging. Mempertahankan sebuah blog memiliki efek positif yang kuat pada kesejahteraan remaja. Efek positif blogging adalah dapat mengekspresikan kecemasan mereka dan bersosialisasi melalui komentar.
Walaupun cyberbullying dan penyalahgunaan online sangat luas dan sulit dibendung, tidak semua memberikan efek negatif. Dalam sebuah blog, pasti kita akan menemukan berbagai macam komentar. Ekspresi sosial yang positif secara online dapat ditemukan dalam bentuk komentar yang memberikan dukungan dan saran bagi pemilik blog.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Meyran Boniel-Nissim pada siswa SMA di Israel, Beberapa remaja dilaporkan memiliki keadaan sosial dan emosional yang buruk dalam menjalin hubungan dengan teman-teman mereka. Sebagian dari mereka ditugaskan untuk membangun sebuah blog dan sebagian lagi memberikan komentar dan saran dalam blog tersebut.
Harga diri dan jumlah perilaku sosial positif meningkat secara signifikan untuk para blogger. Hal ini lebih baik dibandingkan dengan remaja yang tidak melakukan apa pun, bahkan lebih baik dibandingkan sekedar menulis buku harian pribadi.
Para peneliti menganalisis secara terpisah berdasarkan jenis kelamin dan menemukan bahwa anak laki-laki dan perempuan memiliki hasil yang sama dan tidak ada perbedaan besar. Namun, mereka memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar fokus pada kendali gender.